Nama : Azizah Ardyanti Putri
Kelas : X-1
No. Abs : 07
KEUNIKAN GAGASAN :
Batik tulis di Jalan Magetan, kompleks Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Sabtu (17/7) penuh sesak. Ratusan siswa baru yang menjalani masa orientasi siswa (MOS) maupun para senior di SMP Muhammadiyah 4 Giri antusias mendengarkan celoteh Siti Zunaiyah.
KETERANGAN :
SANGGAR batik tulis di Jalan Magetan, kompleks Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Sabtu (17/7) penuh sesak. Ratusan siswa baru yang menjalani masa orientasi siswa (MOS) maupun para senior di SMP Muhammadiyah 4 Giri antusias mendengarkan celoteh Siti Zunaiyah.
Perempuan 48 tahun asal
Sanggar batik Zunaiyah kini tidak pernah sepi dari kunjungan masyarakat maupun siswa. Sanggar itu mulai dikenal sejak batik dulit sisik bandeng yang dia ciptakan ditetapkan sebagai ikon Gresik dan dijadikan seragam resmi PNS. "
Zunaiyah menuturkan, dirinya perlu waktu tiga tahun merenung sebelum menemukan batik dulit sisik bandeng itu. Tekadnya tersebut muncul karena ketertarikan dan kecintaannya pada Gresik, meski dia bukan warga asli
Hampir semua buku tentang Gresik dipelajari. Ide itu akhirnya muncul setelah mengamati para petambak ikan bandeng di Gresik. "Saya keliling ke sejumlah kabupaten. Ternyata, belum ada yang membuat batik sisik bandeng," ujarnya.
Setelah menemukan ide sisik bandeng, perempuan berjilbab itu tidak langsung memproduksinya. Sebab, dia masih harus menyesuaikan corak dan warna kesukaan masyarakat Kota Santri tersebut.
Insting Zunaiyah memutuskan untuk menggunakan warna dominan hijau dipadu hitam. "Kalau Madura lebih cenderung warna merah, di sini (Gresik, Red) ternyata lebih menyukai hijau," kata alumnus sebuah sekolah desain di
Awal Januari 2010, batik dulit sisik bandeng mulai diperkenalkan di kalangan terbatas lingkungan Sekretariat Kabupaten (Setkab) Gresik. Sejak saat itulah, batik dulit sisik bandeng mulai dijadikan pakaian "wajib" para PNS. "Kalau biasanya pakaian swadesi batik hari Jumat. Sekarang karena ada sisik bandeng, digunakan dua hari mulai Kamis," ujar Bupati Gresik Robbach Ma'sum.
Sejak saat itulah, Sanggar Batik Dulit Sisik Bandeng milik Siti Zunaiyah tidak pernah sepi.
Untuk memenuhi pesanan itu, Zunaiyah tidak sendirian. Perempuan yang pernah belajar membatik di Tanjung Bumi, Madura, dan Jember itu belajar di Pekalongan. Untuk proses produksi, dia dibantu tujuh orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.