NAMA : NAUFAL AFIF AZFAR
KELAS : x-2
NO ABS : 23
KEUNIKAN GAGASAN :
Pada tahun 30 Hijjriyah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Maka dari itu sejak dulu berdagang merupakan warisan turun-temurun masyarakat GRESIK dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
Proses pembuatannya meliputi tahap mengemal ukuran songkok pada bahan kain beludru, dilanjutkan penjahitan, baru pelukisan di sepanjang permukaan sisi luar songkok langsung.
Yang unik, cara melukisnya tidak menggunakan kuas, melainkan cat langsung dipencet dari wadah plastik yang dilubangi bagian sudutnya untuk mengeluarkan cat, mirip koki menghias kue tart.
Pemasaran songkok lukis menyebar ke seluruh Indonesia dengan harga per buah paling murah Rp 30 ribu, berkisar hingga Rp 80 ribu.(arm/ril)
KETERANGAN :
BUNGAH (beritagresik.com) — Sejak lama Gresik dikenal sebagai pusatnya kerajinan songkok nasional. Sayang,hingga kini Pemkab tidak pernah berani mengangkat ikon tersebut sebagai identitas resmi Kabupaten Gresik.
Padahal, kalau ditelusuri, songkok yang digunakan Presiden SBY dan menteri-menterinya, hampir pasti buatan Gresik. Kejayaan songkok asal Gresik juga telah berkibar di sejumlah negara lewat pasar ekspor.
Terlepas dari minimnya kepedulian dan penghargaan pemerintah setempat, para perajin songkok di Desa Bungah, Kecamatan Bungah tetap giat berkarya. Tak heran dengan usaha pembuatan songkok, perekonomian mereka cukup terangkat.
Pangsa pasar songkok tetap terbuka lebar baik di dalam negeri atau bahkan ekspor sekalipun. Apalagi bagi para perajin yang kreatif dan inovatif, mereka bisa meningkatkan omset penjualan.
Seyampang Ramadan dan Lebaran Idul Fitri sudah dekat, omzet mereka bahkan meningkat hampir 100 persen dari bulan-bulan sebelumnya. Seperti dituturkan Rafiudin, perajin muda yang mewarisi keterampilan membuat songkok turun temurun dari keluarganya.
Dia mengaku, pada bulan di luar Ramadan melayani pesanan sekitar 100 kodi (1 kodi=20 buah unit, Red) , pada bulan Ramadan mencapai 180-200 kodi. Permintaan pasar tambah meningkat sejak ‘’besali’’ (bengkel kerja, Red) miliknya mengeluarkan kreasi songkok lukis.
Songkok lukis merupakan pengembangan pembuatan songkok konvensional, tetapi ditambah lukisan cat sintetis dari bahan yang dipesan khusus. Keistimewaannya, warna yang ditampilkan tidak cepat pudar sekaligus tidak luntur dan bertekstur timbul.
Semakin eksklusif karena dibuat secara handmade atau dilukis langsung menggunakan tangan perajin yang punya cita rasa seni tinggi.
‘’Dilukis langsung oleh kami dengan motif-motif khas ornament tumbuhan ataupun geometris Islami,’’ jelas Arif, salah seorang pelukis songkok, kepada BeGres.com, Jumat (20/08/2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.